Kelompok Koor Inti Seminari Periode 2013/2014
KELOMPOK KOOR INTI | ||||||||
SEMINARI MENENGAH St. YOHANES MARIA VIANNEY SINTANG | ||||||||
Tahun Ajaran 2013/2014 | ||||||||
KELOMPOK 1 | KELOMPOK 2 | |||||||
Fraksi | No | Nama | Ket. | Fraksi | No | Nama | Ket. | |
Sopran | 1 | Agus | Sopran | 1 | Tendi | |||
2 | Teus | 2 | Anet | |||||
3 | Iren | 3 | Malau | |||||
Alto | 4 | Suminto | Alto | 4 | Ryan | |||
5 | Jepri | 5 | Beni | |||||
6 | Tober | 6 | Remy | |||||
Tenor | 7 | Agung | (Dirigen) | Tenor | 7 | Rafi | ||
8 | Redwan | 8 | Yosua | |||||
Bass | 9 | Ergi | Bass | 9 | Marco | |||
10 | Anus | 10 | Edo | |||||
11 | Herdiyus | 11 | Gladiyo |
Koor Inti Seminari St. Yomavi Sintang Periode 2013/2014
DAFTAR ANGGOTA KOOR INTI | |||||||
SEMINARI YOMAVI | |||||||
TAHUN AJARAN 2013/2014 | |||||||
|
|||||||
FRAKSI | No | NAMA | FRAKSI | No | NAMA | ||
SOPRAN | 1 | Agus | TENOR | 13 | Agung | ||
2 | Teus | 14 | Rafi | ||||
3 | Tendi | 15 | Redwan | ||||
4 | Iren | 16 | Yosua | ||||
5 | Malau | ||||||
6 | Anet | ||||||
ALTO | 7 | Suminto | BASS | 17 | Ergi | ||
8 | Ryan | 18 | Marco | ||||
9 | Jepri | 19 | Anus | ||||
10 | Beni | 20 | Edo | ||||
11 | Remi | 21 | Gladyio | ||||
12 | Tober | 22 | Herdius | ||||
Salam manis
Sei.Koor 2014
SURAT DARI SRI PAUS PAULUS II
Disalin dengan aslinya oleh uskup agung Jakarta
Surat ini untuk seluruh umat kristiani dari Sri Paus Yohanes Paulus II Santa Basilia sebagai berikut:
Pada Suatu malam tatkala saya (Sri Paus) sedang asik membaca Alkitab sambil merenung di depan altar karena keasyikan sehingga kecapaian maka saya tertidur dan bermimpi. Didalam mimpi saya berjumpa dengan Yesus Sang Penebus Dosa dan berkata:
- wahai Karel Woltyin (nama kecil Sri Paus) ketahuilah didalam kehidupan ini banyak diantara hamba-hambamu mati dalam keadaan tidak beriman dan sesat. Continue reading
INJIL YANG HIDUP
Oleh : Fr. Santo Andreas, CM
Sebuah refleksi di HOM (Hari Orang Miskin)
Di suatu minggu yang cukup cerah namun terasa sedikit panas sehingga kulit ini terasa sedikit terbakar. Pada saat itulah saya yang ditemani oleh Galan yang juga merupakan teman HOM ku selama menjalani pendidikan dan pembinaan di Seminarium Internum ini selama setahun kedepan. Minggu ini yang merupakan minggu ke tiga dalam bulan Agustus 2010 merupakan hari penentuan bagi kami untuk memilih dan menentukan tempat HOM (Hari Orang Miskin) yang akan kami jalani selama di Seminariun Internum. Siang itu saya dan Galan mengayuhkan sepeda tua kami menuju perempatan Rampal (sebuah nama perempatan yang ada di kota Malang) jarak yang kami tempuh dari Seminariun Internum kurang lebih 40 menit. Ketika kami tiba di persimpangan rampal, awalnya kami hanya mengamat-amati dan hanya sekedar ingin melihat situasi di tempat itu saja. Namun pada saat itu kami melihat seorang pria yang sedang berjualan koran, akhirnya ketika ia selesai menjual korannya dan berteduh di bawah sebuah pohon yang rindang yang ada di pinggir jalan di persimpangan rampal dan kami pun memberanikan diri untuk mendekatinya dengan maksut berkenalan dengannya. Awalnya kami hanya sekedar berkenalan, ia memperkenalkan dirinya dengan nama Hanafi, tidak banyak yang kami bicarakan pada perjumpaan yang pertama ini, dalam benak saya yang saya pikirkan pada saat itu adalah cukup berkenalan saja dulu dengan orang-orang yang ada disekitar itu untuk langakah awal perjalanan kami.
Selama kurang lebih satu tahun yang pada setiap hari minggu kami selalu berkunjung kesana dan persahabatan yang terjalin di antara kami yang berawal dari bulan Agustus 2010 sampai pada pertengahan juni 2011 ini banyak hal yang aku ketahui dan aku pelajari dari mas Hanafi. Yang saya ketahui mas Hanafi sekarang sudah berusia 27 tahun walaupun terlahir cacat pada kedua tangannya, namun ia tidak pernah patah semangat untuk tetap bekerja mencari nafkah bagi keluargannya. Istrinya juga cacat di kaki sebelah kirinya namun anaknya terlahir dengan normal mungkin inilah yang namanya kasih Tuhan. Mas Hanafi orangnya berperawakan agak kurus dengan tinggi kurang lebih 160 cm, mempunyai rambut ikal, yang kekhasannya ialah ia selalu mengenakan sepatu jika berjualan Koran, murah senyum jika berhadapan dengan semua orang dan ramah. Selama menjalani HOM dan kenal dengan mas Hanafi, banyak hal yang saya timba dari mas Hanafi dari kehidupannya sehari-hari melalui perjumpaan kami sharing kami, prilakunya, pembicaraannya dll. Banyak nilai-nilai kehidupan yang saya timba dari mas Hanafi mengenai kehidupan ini. Saya sadari memang benar dengan apa yang sering dikatakan oleh kebanyak orang bahwa kita juga bisa belajar banyak hal dari orang-orang miskin dan saya sungguh-sungguh merasa di Injili terutama mengenai betapa beratnya menjalani kehidupan ini, namun masih tetap bertahan dengan adanya beberapa kekuatan dalam diri manusia. Hal-hal kongkrit yang saya rasakan bahwa saya belajar dari teman-teman saya terutama mas Hanafi mengenai semangat-semangat dan keutamaan-keutaman seperti berikut:
1. Ketulusan untuk berbagi
Dulu sewaktu saya baru pertama kali mengenal mereka, saya merasa bingung entah harus berbuat apa agar bisa mengenal mereka dan bersahabat dengan mereka. Namun seiring berjalannya waktu saya memperoleh sebuah keyakinan yang dengan demikian menjadikan persahabatan yang telah kami jalin menjadi lebih bermakna. Keyakinan itu adalah sebuah ketulusan, ketulusan menjadi seorang sahabat, ketulusan dalam menjalin relasi dalam persahabatan, ketulusan untuk saling terbuka satu sama yang lainnya, ketulusan yang sungguh-sungguh keluar dari hati kita yang paling dalam. Demikian juga dengan mas Hanafi yang saya rasakan dia dengan tulus bersahabat dengan kami, tidak ada yang ia takutkan atau segani dengan kami. Lebih dari itu ia juga termasuk orang yang apa adanya, semuannya saya ketahui dari apa yang pernah saya lihat dan saya rasakan selama menjalani persahabatan dengan mas Hanafi selama ini. Memang terkadang tidak mudah untuk bersahabat dengan orang lain dengan tulus, kadang-kadang kita merasa malu, marasa kurang percaya terhadap orang lain. Ketulusan sangatlah penting dan sangat bermakna dalam menjalani persahabatan, disisi lain juga dalam menjalani persahabatan jangan memandang status atupun derajat seseorang. Tidak jarang kita jumpai orang-orang yang mengharapkan balasan dan keuntungan ketika membantu seseorang. Membantu hanya dengan tujuan mencari nama baik, membantu supaya kelak juga dibantu. Namun hal ini tidak aku jumpai dengan teman-temanku di persimpangan rampal terutama mas Hanafi. Mereka senantiasa saling berbagi satu sama yang lainnya di perempatan rampal.
Pada suatu hari, setelah cukup lama berbincang-bincang Continue reading